Rabu, 22 Agustus 2018

Materi atau Modul Indeks Harga dan Inflasi


Indeks Harga dan Inflasi

A.    Indeks Harga
1.      Pengertian Indeks Harga
Indeks harga adalah suatu ukuran yang menunjukkan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada harga dari waktu ke waktu (dari satu periode ke periode lainnya). Indeks harga juga dapat disebut sebagai perbandingan perubahan harga tahun tertentu (given year) dengan tahun dasar (based year).
2.      Ciri-ciri dan Jenis-jenis Indeks Harga
Ciri-ciri indeks harga yaitu:
a.       Indeks harga sebagai pedoman nilai standar untuk menentukan perbandingan harga dari waktu ke waktu.
b.      Penetapan indeks harga didasarkan hasil pengumpulan data dari sumber relevan.
c.       Indeks harga ditetapkan tidak dari seluruh barang atau populasi barang, melainkan dari sampel.
d.      Indeks harga ditetapkan dalam bentuk persentase.
e.       Penetapan indeks harga didasarkan waktu normal atau kondisi ekonomi stabil yang berjauhan dengan waktu yang akan datang.
Jenis-jenis indeks harga yaitu:
a.         Indeks harga konsumen (IHK) adalah angka yang menggambarkan perbandingan perubahan harga barang dan jasa yang dihitung dianggap mewakili belanja konsumen.
b.        Indeks harga produsen (IHP) adalah perbandingan perubahan barang dan jasa yang dibeli oleh produsen pada waktu tertentu.
c.         Indeks harga yang harus dibayar dan diterima oleh petani. Indeks harga barang-barang yang dibayar oleh petani baik untuk biaya hidup maupun untuk biaya proses produksi.
3.      Tujuan Perhitungan Indeks Harga
Tujuan perhitungan indeks harga antara lain:
a.       Sebagai indikator untuk melihat fluktuasi harga yang terjadi (kondisi inflasi).
b.      Untuk mengukur perubahan atau membandingkan perubahan antara variable-variabel ekonomi
c.       Berbagai analisa harga dapat dipakai sebagai dasar perencanaan pembangunan sosial ekonomi lainnya.
4.      Metode Perhitungan Indeks Harga
Metode penghitungan Indeks Harga yaitu:
a.    Metode Penghitungan Indeks Harga Tidak Tertimbang dengan Metode Agregatif Sederhana.
Angka indeks yang dimaksud dalam perhitungan indeks harga tidak tertimbang meliputi indeks harga, kuantitas, dan nilai.
1)      Angka Indeks Harga (Price= P)
IA =  ΣPn x 100%
       ΣPo
Keterangan:
IA = indeks harga tidak tertimbang
Pn = harga pada tahun ke-n (yang dihitung angka indeksnya)
Po = harga pada tahun dasar
Contoh soal:
Perhatikan tabel berikut !
Hitunglah indeks harga agregatif tidak tertimbangnya !
Penyelesaian:
IA =  ΣPn x 100%
       ΣPo
    = 600.000 x 100 %
       450.000
    = 133,33 %
(Jadi, angka indeks pada waltu tahun dasar 2009 adalah 133,33 %)
2)      Angka Indeks Kuantitas (Quantity= Q)
IA =  ΣQn x 100%
       ΣQo
Keterangan:
IA = indeks harga tidak tertimbang
Qn = Kuantitas pada tahun ke-n (yang dihitung angka indeksnya)
Qo = Kuantitas pada tahun dasar
3)      Angka Indeks Nilai (Value = V)
IA =  ΣPn . Qn  x 100%             atau     IA =  ΣVn x 100%
       ΣPo . Qo                                                           ΣVo
b.    Metode Penghitungan Indeks Harga Tertimbang
1)      Metode Agregatif Sederhana
Indeks harga tertimbang dengan metode agregatif sederhana dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
IA =  Σ(Pn . W) x 100%
            Σ(Po . W)
Keterangan:
W = faktor penimbang
2)      Metode Indeks Harga Laspeyres
Indeks harga laspeyres yaitu angka indeks yang ditimbang dengan faktor penimbangnya kuantitas tahun dasar (Qo)
IL = Σ(Pn . Qo) x 100%
            Σ(Po . Qo)
Keterangan:
IL = Indeks Laspeyres
Contoh Soal:
Perhatikan tabel berikut!
Berdasarkan tabel tersebut hitunglah indeks harga tahun 2011 dengan rumus Laspeyres !
Penyelesaian:
IL = Σ(Pn . Qo) x 100%
            Σ(Po . Qo)
IL = 212  x 100% = 159,40%
       133
3)      Metode Harga Paasche
Indeks harga paasche yaitu angka indeks yang tertimbang dengan faktor penimbang kuantitas tahun n (tahun yang dihitung angka indeksnya) atau Qn.
IP = Σ(Pn . Qn) x 100%
       Σ(Po . Qn)
Keterangan:
IP = Indeks Paasche
Contoh soal.
Perhatikan tabel berikut !
Berdasarkan tabel tersebut hitunglah indeks harga tahun 2011 dengan rumus Paasche !
Penyelesaian:
IP = Σ(Pn . Qn) x 100%
       Σ(Po . Qn)
IP = 235 x 100% = 159,40 %
       150
4)      Indeks Harga Drobisch and Bowley
ID = IL + IP
    2
Keterangan:
ID = indeks Drobisch
5)      Indeks Harga Irving Fisher
IF =
Keterangan:
IL = indeks laspeyres
Ip = indeks Paasche
6)      Indeks Marshall Edgewarth
IM =  Σ(Qo + Qn)Pn x 100%
        Σ(Qo . Qn)Po
c.    Angka Indeks Rantai
Angka indeks rantai yaitu penghitungan angka indeks dengan menggunakan tahun sebelumnya sebagai tahun dasar.

5.      Peranan Indeks Harga dalam Perekonomian
a.       Sebagai dasar atau pedoman untuk membandingkan harga dari waktu ke waktu.
b.      Sebagai petunjuk(indicator) yang dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi secara umum atau barometer dari kondisi ekonomi umum.
c.       Sebagai pedoman bagi pemerintah dalam menyusun kebijaksanaan ekonomi (yang meliputi harga perdagangan, perpajakan dan moneter).
d.      Indeks harga konsumen digunakan untuk menetapkan UMR, mengukur biaya hidup rata-rata dan mengukur laju inflasi.
e.       indeks harga hasil pertanian menggambarkan tingkat kemakmuran petani.
f.       Indeks harga produsen dapat digunakan sebagai pedoman bagi produsen untuk menetapkan harga pokok

B.     Inflasi
1.      Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga ( penurunan nilai barang dan jasa ) secara terus menerus dan berkepanjangan atau dalam jangka waktu yang lama. Yang Secara umum akan mengakibatkan nilai uang akan turun. Pengertian tersebut mengandung makna:
a.       Ada kecenderungan harga-harga meningkat walaupun suatu masa tertentu turun atau naik dibandingkan sebelumnya, tetapi tetap memperlihatkan kecenderunagn yang meningkat.
b.      Kenaikan tingkat harga berlangsung secara terus menerus, tidak terjadi pada suatu saat/satu waktu saja.
c.       Kenaikan harga adalah tingkat harga umum, bukan hanya beberapa produk (komoditi) saja.
Inflasi dapat terjadi di negara maju maupun negara berkembang.
2.      Penyebab Inflasi
Secara garis besar, ada tiga kelompok yang memberikan teori penyebab timbulnya inflasi, yaitu:
a.       Teori Kuantitas
Teori kuantitas menyoroti proses inflasi dari segi peranan jumlah uang yang beredar dan harapan (expectation) masyarakat tentang kenaikan harga di masa yang akan datang.
1)      Peranan jumlah uang yang beredar
Dengan dilandasai pemikiran atas persamaan pertukaran dari Irving Fisher Inflasi diperoleh,

Text Box: M V = P T 

Keterangan :
M = jumlah uang yang beredar
V = kecepatan uang beredar berpindah tangan
P = harga barang
T = jumlah barang yang diperdagangkan.
Contoh :
Jumlah uang yang beredar adalah Rp 100.000,00, kecepatan beredar adalah 10 kali. Jumlah barang yang diperdagangkan adalah 100 unit, maka tingkat harga adalah Rp 10.000,00. Jika jumlah uang yang beredar menjadi Rp 200.000,00, sedang V dan T tetap maka tingkat harga akan menjadi Rp 20.000,00.
2)      Harapan (expectation) masyarakat tentang kenaikan harga.
Walaupun jumlah uang bertambah, jika masyarakat percaya atau mempunyai keyakinan bahwa harga barang dan jasa tidak akan naik, maka pertambahan pendapatan uang tersebut tidak akan dibelanjakan, tetapi disimpan untuk menambah kas atau berjaga-jaga. Sebaliknya jika mayarakat memiliki harapan, maka penambahan pendapatan akan menambah permintaan efektif sehingga mendorong terjadinya inflasi.
b.      Teori Keyness
Menurut Keyness inflasi terjadi karena perebutan perolehan barang dan jasa oleh masyarakat pelaku ekonomi(rumah tangga konsumsi) yang ingin memperoleh barang dan jasa lebih banyak dengan kredit, demikian juga investasi rumah tangga produksi memperluas usahanya dengan cara kredit. Sementara iyu pemerintah dengan cara mencetak uang baru. Akibatnya permintaan agregate/keseluruhan terhadap barang dan jasa melebihi jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dan mengakibatkan kenaikan harga.
Contoh :
Di negara A kebutuhan akan bahan pangan sekitar kurang lebih 28.978.000 ton pertahun, sedangkan faktor produksinya hanya mampu menghasilkan 18.028.000 ton/tahun.
c.       Teori Strukturalis
Menurut teori strukturalis inflasi ditimbulkan oleh ketidakelastisan produsen dalam menghasilkan barang khususnya sektor pangan. Contoh:
Di negara berkembang pertumbuhan produksi bahan makanan lebih lambat daripada pertumbuhan penduduk dan pendapatan perkapita sehingga harga bahan makanan meningkat.
3.      Jenis-jenis Inflasi
Inflasi digolongkan menjadi beberapa jenis berdasarkan tingkat keparahannya, awal  penyebab, dan asal dari inflasi.
a.       Penggolongan inflasi Berdasarkan tingkat keparahannya
Inflasi berdasarkan tingkat keparahannya dibedakan menjadi 4, yaitu :
1)      Inflasi Ringan
Adalah inflasi dengan tingkat inflasi di bawah  dari 10 % per tahun.
2)      Inflasi Sedang
Adalah inflasi dengan laju 10% sampai dengan 30% per tahun.
3)      Inflasi Berat
Inflasi dengan laju 30% sampai dengan 100% per tahun.
4)      Inflasi sangat berat (Hipper Inflation)
Inflasi dengan laju lebih dari 100 % per tahun.
b.      Pengolongan inflasi berdasarkan penyebab awal terjadinya inflasi.
Pengolongan inflasi berdasarkan penyebab awal terjadinya inflasi di bagi dua sebagai berikut :
1)      Inflasi karena kelebihan permintaan efektif atas barang dan jasa (demand pull inflation).
Permintaan efektif yang besar dari masyarakat tanpa di imbangi dengan penyedian barang dan jasa akan menyebabkan keseimbangan antara permintaan dengan penawaran terganggu, akibatnya harga barang naik. Dengan demikian, inflasi akan terjadi. Demand pull inflation dapat terjadi karena beberapa hal berikut: terjadi karena beberapa hal berikut:
·         Terlalu banyak uang yang beredar di masyarakat karena terlalu banyak uang yang dialirkan oleh bank sentral.
·         Meningkatnya anggaran belanja negara dan exspansi bisnis dapat meningkatkan permintaan barang secara keseluruhan, akhirnya memicu inflasi.
·         Konsumen lebih memilih membeli barang dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan untuk menabung.
·         Besarnya pajak diturunkan.
2)      Inflasi karena naiknya biaya produksi (Cost pull inflation)
Inflasi dapat terjadi karena kenaikan biaya produksi peruasahan dengan harga pokok produksi naik dan menyebabkan hasil produksi dan perusahaan berkurang sehingga harga barang naik.
c.       Penggolongan inflasi berdasarkan asal inflasi.
Penggolongan inflasi berdasarkan asal inflasi dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:
1)      Inflasi berasal dari Luar Negeri (Imported Inflation)
Inflasi yang disebabkan pengaruh-pengaruh dari luar negeri, misalnya: karena kenaikan harga gandum ynag di import naik, maka harga tepung terigu dan harga roti di dalam negeri ikut naik.
2)      Inflasi berasal dari dalam Negeri (Domestic Inflation)
Inflasi yang disebabkan pengaruh-pengaruh yang berasal dari dalam negeri, misalnya: karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan melakukan percetakan baru.
4.      Cara Menghitung Laju Inflasi
Untuk menghitung kaju inflasi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain yaitu:
a.       GNP Deflator
GNP Deflator adalah suatu indeks harga yang digunakan untuk menyesuaikan nilai uang dalam GNP guna mendapatkan nilai riil GNP. Nilai riil GNP menggambarkan output dari barang dan jasa secara fisik. Bisa jadi produksi barang dan jasa lebih banyak bukan karena GNP meningkat, tetapi disebabkan karena inflasi tanpa adanya peningkatan output. GNP digunakan untuk menghilangkan pengaruh perubahan harga dan mencatat perubahan yang sebenarnya. GNP Deflator dapat dihitung dengan rumus:
GNP deflator =  Σ(Pt . Qt) x 100%
   Σ(Po . Qt)

Sedangkan untuk menghitung inflasi dengan menggunakan GNP deflator adalah sebagai berikut:
            LI­t = GNP Deflator t  - GNP Deflator t – 1 x 100%
                                    GNP Deflator t – 1
b.      Indeks Harga konsumen (IHK)
Indeks harga konsumen (IHK) berfungsi untuk mengukur biaya pembelian kelompok barang dan jasa yang dianggap mewakili belanja konsumen.
Indeks harga konsumen (IHK) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
IHK =  Σ(Pt . Qo) x 100%
Σ(Po . Qo)
Keterangan:
Qo = jumlah barang pada tahun dasar
Po = harga barang pada tahun dasar
Pt  = harga barang pada tahun t


Adapun untuk menghitung inflasi dengan menggunakan indeks harga konsumen adalah:
LIt = IHKt – IHKt-1  x 100%
                        IHKt-1
c.       Indeks Harga Produsen (IHP)
Indeks harga produsen (IHP) mengukur harga barang yang dibeli oleh produsen yang meliputi bahan mentah dan barang setengah jadi.
Indeks harga produsen (IHP) dapat dihitung dengan rumus:
      IHP = Σ(Pt . Qo) x 100%
     Σ(Po . Qo)
Adapun untuk menghitung inflasi dengan menggunakan indeks harga produsen adalah:
LIt = IHPt – IHPt-1  x 100%
                        IHPt-1
5.      Dampak Inflasi
Inflasi mempunyai dampak positif maupun negatif. Inflasi ringan berdampak positif, yaitu:
a.     Mendorong perkembangan ekonomi.
b.    Memperbesar laba.
c.     Mendorong pengusaha memperluas produksi.
d.    Meningkatkan pendapatan nasional.
e.     Memperluas kesempatan kerja.
Sedangkan dampak negatifya yaitu:
a.       Bagi pelaku ekonomi
Inflasi menyebabkan:
1)        Pengusaha enggan melakukan investasi dan perluasan usaha, karena pada saat inflasi tingkat bunga akan tinggi dengan kondisi harga yang semakin meningkat pengusaha cenderung menginvestasikan pada usaha yang bersifat spekulatif.
2)        Semakin meningkatnya investasi
3)        Harga barang lebih murah dan kegiatan eksport akan terhambat
4)        Neraca perdagangan defisit
5)        Mengurangi defisa negara
6)        Ketidak pastian ekonomi negara.
b.      Bagi masyarakat
Inflasi akan merugikan bagi masyarakat yaitu :
1)        Orang yang berpenghasilan tetap akan dirugikan karena gaji yang diterima akan mendapatkan barang/jasa lebih sedikit.
2)        Orang bekerja di perusahaan gaji yang diterima mengikuti timgkat inflasi.
3)        Harga-harga umum akan meningkat
4)        Permintaan luar negeri akan berkurang dan prpoduksi dalm negeri menurun.
5)        Pengurangan kesempatan kerja.
6)        Pengangguran.
7)        Masyarakat enggan menabung karena nilai uang semakin menurun.
8)        Kelangkaan barang yang akan memperparah inflasi.
6.      Cara Mengatasi Inflasi
Pemerintah untuk mengendalikan dan mengatasi inflasi yang semakin meningkat, menggunakan beberapa kebijakan yaitu :
a.       Kebijakan Moneter
Adalah Kebijakan pemerintah dibidang keuangan yang dilakukan oleh Bank Sentral/dewan moneter dengan tujuan untuk mengukur jumlah uang yang beredar di masyarakat. Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan mengambil kebijakan diantaranya melalui:
1)      Kebijakan Diskonto(discount Policy)
Adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dengan cara menaikan suku bunga.
Contoh: Bank indonesia memerintah bank umum agar mengurangi/ mempersempit pemberian kredit kepada masyarakat dengan cara menaikan bunga pengaman sehingga uang yang beredar akan menurun.
2)      Operasi Pasar Terbuka (open Market Operation)
Adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah dengan cara menjual/membeli surat berharga.
Contoh: Bank indonesia akan menjual surat-surat berharga seperti obligasi kepasar modal, sehingga uang masyarakat akan masuk ke Bank sentral dan mengurangi uang yang beredar.
3)      Menaikan kas rasio
Menaikan kas rasio dilakukan oleh bank indonesia dengan cara mengubah besarnya kas rasio dengan menentukan angka banding minimum antara uang tunai dengan kewajiban giral bank.
4)      Kebijakan pengaturan kredit atau pembiyaan
Kebijakan kredit yang dilakukan dengan cara kredit selektif, yaitu pemberian kredit yang dilakukan oleh Bank Sentral dengan memilih penerima kredit secara selektif. ini dilakukan bertujuan untuk mengurangi JUB sehingga inflasi dapat ditekan.
Contoh : Bank Sentral berusaha mempengaruhi bank-bank umum dalam hal aturan pemberian kredit kepada nasabah.
b.      Kebijakan Fiskal
Ada tiga kebijakan fiskal untuk mengatasi inflasi yaitu:
1)      Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah
Penerima dapat menekan angka inflasi dengan cara mengurangi pengeluaran belanja negara yang menyebabkan permintaan barang dan jasa berkurang.
2)      Menaikan tarif pajak
Peningkatan tarif pajak akan mengurangi kegiatan komsumsi, sehingga uang yang di belanjakan masyarakat akan berkurang.
3)      Mengadakan pinjaman pemerintah
Pemerintah meminjam secara paksa atau dilakukan tanpa kompromi terlebih dahulu sehingga menambah pendapatan / berupa pinjaman bagi negara.
Contoh : pada masa orde lama pemerintah pernah menerapkan kebijakan memotong 10% dari gaji pegawai negeri untuk ditabung/ dipinjam oleh pemerintah.
c.       Kebijakan Non Moneter atau Kebijakan Riil
Kebijakan diluar kebijakan fiskal dan moneter untuk mengatasi masalah inflasi dapat ditempuh dengan cara:
1)      Peningkatan produksi
Jika barang yang di produksi bertambah maka inflasi akan tertahan bahkan perekonomian akan lebih meningkat.
2)      Kebijakan upah
Inflasi dapat diatasi dengan mengurangi deposible income masyarakat. Untuk menurunkan laju produksi pemerintah meningkatkan produktifitas disertai dengan pengaturan upah yang sesuai.
3)      Pengendalian harga dan distribusi produksi
Pengawasan harga pemrintah biasanya dilakukan berupa penetapan harga minimum (floor Price) atau penetapan harga maksimum (ceiling Price). Dampak dari pengendalian harga adalah munculnya pasar gelap (black market).
4)      Pemerintah melakukan distribusi secara langsung.
5)      Hiperinflasi ditanggulangi dengan cara melakukan sanering (pemotongan nilai mata uang).
6)      Kebijakan yang berkaitan dengan output, misalnya dengan kebijakan penurunan bea masuk.
7)      Kebijakan penentuan harga dengan cara menetapkan plafon harga.


SOAL LATIHAN
A.    Pilihan Ganda
1.    Indeks harga adalah ...
a.    untuk mengukur tingkat perubahan harga kelompok barang dan jasa yang sering dipakai dalam sebuah rumah tangga dalam jangka waktu tertentu.
b.    Kenaikan harga secara terus-menerus.
c.    Suatu proses penurunan tingkat harga barang-barang secara umum.
d.   Jumlah uang yang beredar bertambah.
e.    Menurunnya daya beli masyarakat.
2.    Harga beras di Solo pada bulan januari Rp 6000,00 sedangkan pada bulan Februari Rp 6500,00. Indeks harganya adalah...
a.          108,33%                      d. 103,03%
b.         260,45%                      e. 108,33%
c.          100%
3.    Berikut adalah data harga rata-rata setelah diolah sementara untuk memperoleh indeks harga tertimbang dari 3 jenis barang.
Nama barang
2004
(PoQo)
2005
(PnQo)
Gula
345.000
435.000
Beras
456.500
654.500
Ikan Asin
567.300
678.000
Indeks harga tertimbang tahun 2005 atas dasar tahun 2004 adalah...
a.          118,70%                      d. 129,12%     
b.         120,60%                      e. 129,10%
c.          124,64%
4.    Pengertian inflasi adalah...
a.          Suatu proses Kenaikan tingkat harga barang-barang secara umum.
b.         Suatu proses penurunan tingkat harga barang-barang secara umum.
c.          Jumlah uang yang beredar bertambah
d.         Menurunnya daya beli masyarakat
e.          Ketidakseimbangan dalam perekonomian
5.    Perhatikan pernyataan berikut:
1.    Permintaan masyarakat meningkat
2.    Penawaran yang lebih besar melebihi jumlah barang.
3.    Adanya penambahan jumlah uang yang beredar
4.    Permintaan yang lebih besar melebihi jumlah barang yang tersedia
Dari pernyataan diatas yang merupakan penyebab inflasi adalah...
a.          1 dan 2
b.         1 dan 4
c.          1, 2, dan 4
d.         1, 3, dan 4
e.          1, 2, 3, dan 4

B.     ESSAY
1.    Sebutkan 3 dampak negatif terjadinya inflasi!
2.    Apa dampak positif terjadinya imflasi?
3.    Sebutkan dan jelaskan penggolongan inflasi berdasarkan tingkat keparahanya!
4.    Harga minyak goreng perliter pada minggu pertama Rp 11.500,00, sedangkan pada minggu kedua, harga menjadi Rp 12600,00. Berapa indeks harganya?
5.    Tuliskan rumus dari :
a.          Perubahan laju inflasi
b.         Indeks harga  



KUNCI JAWABAN

A.  Pilihan ganda:
1.         A
2.         A
3.         D
4.         A
5.         D
B.  Essay:
1.         Dampak negatif terjadinya inflasi :
a.     Neraca perdagangan defisit
b.    Mengurangi defisa negara
c.     Ketidak pastian ekonomi negara, dll.
2.         Dampak positif terjadinya inflasi:
a.     Mendorong perkembangan ekonomi
b.    Memperbesar laba
c.     Mendorong pengusaha memperluas produksi
d.    Meningkatkan pendapatan nasional
e.     Memperluas kesempatan kerja
3.      Berdasarkan tingkat keparahannya:
a.       Inflasi Ringan
Adalah inflasi dengan tingkat inflasi di bawah  dari 10 % per tahun.
b.      Inflasi Sedang
Adalah inflasi dengan laju 10% sampai dengan 30% per tahun.
c.       Inflasi Berat
Inflasi dengan laju 30% sampai dengan 100% per tahun.
d.      Inflasi sangat berat (Hipper Inflation)
Inflasi dengan laju lebih dari 100 % per tahun.
4.      Penyelesaian:
IHK =  Harga sekarang  x 100 %
                              Harga tahun depan
                         = 12600    x 100%
                            11500
            = 109,56%

5.      a. IHK =  Harga sekarang  x 100 %
              Harga tahun depan

b.      In =  Σ(Pn . Qo) x 100%
        Σ(Po . Qo)



DAFTAR PUSTAKA

Kreatif (Lembar Kerja Siswa). 2013. Ekonomi SMA/MA Kelas X Semester Genap. Klaten: Viva Pakarindo.
Pradana, Tommi. Inflasi Indeks Harga (online),    https://tommipradana.files.wordpress.com/2013/05/inflasi-indeks-harga.doc, diakses pada 6 April 2018.
Priambudi, Faris Sukmo. Modul Indeks Harga dan Inflasi (online), https://farissukmopriambudiblog.files.wordpress.com/2016/07/modul-inflasi-fsp.pdf, diakses pada 5 April 2018.
S, Alam. 2007. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Esis.
Sukwiyati, Sudirman J, Slamet S. 2007. Ekonomi SMA Kelas X. Bandung: Yudhistira.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dan kekurangan. Masih harus belajar, hehe :)
semoga bermanfaat