Indeks Harga dan
Inflasi
A. Indeks Harga
1. Pengertian Indeks Harga
Indeks harga adalah suatu ukuran yang menunjukkan tentang
perubahan-perubahan yang terjadi pada harga dari waktu ke waktu (dari satu
periode ke periode lainnya). Indeks harga juga dapat disebut sebagai perbandingan
perubahan harga tahun tertentu (given year) dengan tahun dasar (based year).
2. Ciri-ciri dan Jenis-jenis Indeks
Harga
Ciri-ciri indeks harga yaitu:
a. Indeks harga sebagai pedoman nilai
standar untuk menentukan perbandingan harga dari waktu ke waktu.
b. Penetapan indeks harga didasarkan
hasil pengumpulan data dari sumber relevan.
c. Indeks harga ditetapkan tidak dari
seluruh barang atau populasi barang, melainkan dari sampel.
d. Indeks harga ditetapkan dalam
bentuk persentase.
e. Penetapan indeks harga didasarkan
waktu normal atau kondisi ekonomi stabil yang berjauhan dengan waktu yang akan
datang.
Jenis-jenis indeks harga yaitu:
a.
Indeks harga konsumen (IHK) adalah angka
yang menggambarkan perbandingan perubahan harga barang dan jasa yang dihitung
dianggap mewakili belanja konsumen.
b.
Indeks harga produsen (IHP) adalah
perbandingan perubahan barang dan jasa yang dibeli oleh produsen pada waktu
tertentu.
c.
Indeks harga yang harus dibayar dan
diterima oleh petani. Indeks harga barang-barang yang dibayar oleh petani baik
untuk biaya hidup maupun untuk biaya proses produksi.
3. Tujuan Perhitungan Indeks Harga
Tujuan
perhitungan indeks harga antara lain:
a. Sebagai
indikator untuk melihat fluktuasi harga yang terjadi (kondisi inflasi).
b. Untuk
mengukur perubahan atau membandingkan perubahan antara variable-variabel
ekonomi
c. Berbagai
analisa harga dapat dipakai sebagai dasar perencanaan pembangunan sosial
ekonomi lainnya.
4. Metode Perhitungan Indeks Harga
Metode
penghitungan Indeks Harga yaitu:
a. Metode Penghitungan Indeks Harga Tidak Tertimbang dengan Metode
Agregatif Sederhana.
Angka
indeks yang dimaksud dalam perhitungan indeks harga tidak tertimbang meliputi
indeks harga, kuantitas, dan nilai.
1)
Angka Indeks Harga (Price=
P)
IA = ΣPn x 100%
ΣPo
Keterangan:
IA = indeks
harga tidak tertimbang
Pn = harga
pada tahun ke-n (yang dihitung angka indeksnya)
Po = harga
pada tahun dasar
Contoh soal:
Perhatikan tabel
berikut !
Hitunglah indeks harga
agregatif tidak tertimbangnya !
Penyelesaian:
IA = ΣPn x 100%
ΣPo
= 600.000 x 100 %
450.000
= 133,33 %
(Jadi, angka indeks
pada waltu tahun dasar 2009 adalah 133,33 %)
2)
Angka Indeks Kuantitas
(Quantity= Q)
IA = ΣQn x 100%
ΣQo
Keterangan:
IA = indeks
harga tidak tertimbang
Qn =
Kuantitas pada tahun ke-n (yang dihitung angka indeksnya)
Qo =
Kuantitas pada tahun dasar
3) Angka
Indeks Nilai (Value = V)
IA = ΣPn . Qn x 100% atau
IA = ΣVn x 100%
ΣPo . Qo
ΣVo
b. Metode Penghitungan Indeks Harga Tertimbang
1)
Metode Agregatif Sederhana
Indeks
harga tertimbang dengan metode agregatif sederhana dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
IA
= Σ(Pn .
W)
x 100%
Σ(Po . W)
Keterangan:
W = faktor penimbang
2)
Metode Indeks Harga Laspeyres
Indeks harga laspeyres
yaitu angka indeks yang ditimbang dengan faktor penimbangnya kuantitas tahun
dasar (Qo)
IL = Σ(Pn
. Qo) x 100%
Σ(Po . Qo)
Keterangan:
IL = Indeks Laspeyres
Contoh Soal:
Perhatikan tabel berikut!
Berdasarkan tabel tersebut hitunglah
indeks harga tahun 2011 dengan rumus Laspeyres !
Penyelesaian:
IL = Σ(Pn
. Qo) x 100%
Σ(Po . Qo)
IL
= 212 x 100% = 159,40%
133
3)
Metode Harga Paasche
Indeks harga paasche yaitu angka indeks
yang tertimbang dengan faktor penimbang kuantitas tahun n (tahun yang dihitung
angka indeksnya) atau Qn.
IP = Σ(Pn . Qn)
x 100%
Σ(Po . Qn)
Keterangan:
IP = Indeks Paasche
Contoh soal.
Perhatikan tabel berikut !
Berdasarkan tabel tersebut hitunglah
indeks harga tahun 2011 dengan rumus Paasche !
Penyelesaian:
IP = Σ(Pn . Qn)
x 100%
Σ(Po . Qn)
IP
= 235 x 100% = 159,40 %
150
4)
Indeks Harga Drobisch and Bowley
ID
= IL + IP
2
Keterangan:
ID = indeks
Drobisch
5)
Indeks Harga Irving Fisher
IF =
Keterangan:
IL = indeks laspeyres
Ip = indeks Paasche
6)
Indeks Marshall Edgewarth
IM = Σ(Qo + Qn)Pn
x 100%
Σ(Qo . Qn)Po
c. Angka
Indeks Rantai
Angka indeks rantai yaitu penghitungan
angka indeks dengan menggunakan tahun sebelumnya sebagai tahun dasar.
5. Peranan Indeks Harga dalam
Perekonomian
a. Sebagai
dasar atau pedoman untuk membandingkan harga dari waktu ke waktu.
b. Sebagai
petunjuk(indicator) yang dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi
secara umum atau barometer dari kondisi ekonomi umum.
c. Sebagai
pedoman bagi pemerintah dalam menyusun kebijaksanaan ekonomi (yang meliputi harga
perdagangan, perpajakan dan moneter).
d. Indeks
harga konsumen digunakan untuk menetapkan UMR, mengukur biaya hidup rata-rata
dan mengukur laju inflasi.
e. indeks
harga hasil pertanian menggambarkan tingkat kemakmuran petani.
f. Indeks
harga produsen dapat digunakan sebagai pedoman bagi produsen untuk menetapkan
harga pokok
B. Inflasi
1. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga ( penurunan nilai barang dan jasa )
secara terus menerus dan berkepanjangan atau dalam jangka waktu yang lama. Yang
Secara umum akan mengakibatkan nilai uang akan turun. Pengertian tersebut mengandung
makna:
a. Ada
kecenderungan harga-harga meningkat walaupun suatu masa tertentu turun atau
naik dibandingkan sebelumnya, tetapi tetap memperlihatkan kecenderunagn yang
meningkat.
b. Kenaikan
tingkat harga berlangsung secara terus menerus, tidak terjadi pada suatu
saat/satu waktu saja.
c. Kenaikan
harga adalah tingkat harga umum, bukan hanya beberapa produk (komoditi) saja.
Inflasi dapat terjadi di negara maju maupun negara
berkembang.
2. Penyebab Inflasi
Secara garis besar, ada tiga kelompok yang memberikan teori penyebab
timbulnya inflasi, yaitu:
a. Teori Kuantitas
Teori kuantitas menyoroti proses inflasi dari segi
peranan jumlah uang yang beredar dan harapan
(expectation) masyarakat tentang kenaikan harga di masa yang akan datang.
1) Peranan jumlah uang yang beredar
Dengan dilandasai pemikiran atas persamaan pertukaran dari Irving
Fisher Inflasi diperoleh,
Keterangan :
M = jumlah uang yang beredar
V = kecepatan uang beredar berpindah tangan
P = harga barang
T = jumlah barang yang diperdagangkan.
Contoh :
Jumlah uang yang beredar adalah Rp 100.000,00, kecepatan beredar adalah
10 kali. Jumlah barang yang diperdagangkan adalah 100 unit, maka tingkat harga
adalah Rp 10.000,00. Jika jumlah uang yang beredar menjadi Rp 200.000,00,
sedang V dan T tetap maka tingkat harga akan menjadi Rp 20.000,00.
2) Harapan (expectation)
masyarakat tentang kenaikan harga.
Walaupun jumlah uang bertambah, jika masyarakat
percaya atau mempunyai keyakinan bahwa harga barang dan jasa tidak akan naik,
maka pertambahan pendapatan uang tersebut tidak akan dibelanjakan, tetapi
disimpan untuk menambah kas atau berjaga-jaga. Sebaliknya jika mayarakat
memiliki harapan, maka penambahan pendapatan akan menambah permintaan efektif
sehingga mendorong terjadinya inflasi.
b. Teori Keyness
Menurut Keyness inflasi terjadi karena perebutan perolehan barang dan jasa oleh masyarakat pelaku ekonomi(rumah tangga konsumsi) yang
ingin memperoleh barang dan jasa lebih banyak dengan kredit, demikian juga
investasi rumah tangga produksi memperluas usahanya dengan cara kredit.
Sementara iyu pemerintah dengan cara mencetak uang baru. Akibatnya permintaan
agregate/keseluruhan terhadap barang dan jasa melebihi jumlah barang dan jasa
yang dihasilkan dan mengakibatkan kenaikan harga.
Contoh :
Di negara A kebutuhan akan bahan pangan sekitar kurang lebih 28.978.000
ton pertahun, sedangkan faktor produksinya hanya mampu menghasilkan 18.028.000
ton/tahun.
c. Teori Strukturalis
Menurut teori strukturalis inflasi ditimbulkan oleh ketidakelastisan
produsen dalam menghasilkan barang khususnya sektor pangan. Contoh:
Di negara berkembang pertumbuhan produksi bahan makanan lebih lambat
daripada pertumbuhan penduduk dan pendapatan perkapita sehingga harga bahan
makanan meningkat.
3. Jenis-jenis Inflasi
Inflasi digolongkan menjadi beberapa jenis berdasarkan tingkat
keparahannya, awal penyebab, dan asal
dari inflasi.
a. Penggolongan inflasi Berdasarkan tingkat keparahannya
Inflasi berdasarkan tingkat keparahannya dibedakan
menjadi 4, yaitu :
1) Inflasi Ringan
Adalah inflasi dengan tingkat inflasi di bawah dari 10 %
per tahun.
2) Inflasi Sedang
Adalah inflasi dengan laju 10% sampai dengan 30%
per tahun.
3) Inflasi Berat
Inflasi dengan laju 30% sampai dengan 100% per tahun.
4) Inflasi sangat berat (Hipper Inflation)
Inflasi dengan laju lebih dari 100 % per tahun.
b. Pengolongan inflasi berdasarkan penyebab awal
terjadinya inflasi.
Pengolongan inflasi berdasarkan penyebab awal terjadinya inflasi di
bagi dua sebagai berikut :
1) Inflasi karena kelebihan permintaan efektif atas
barang dan jasa (demand pull inflation).
Permintaan efektif yang besar dari masyarakat tanpa di imbangi dengan
penyedian barang dan jasa akan menyebabkan keseimbangan antara permintaan
dengan penawaran terganggu, akibatnya harga barang naik. Dengan demikian,
inflasi akan terjadi. Demand pull
inflation dapat terjadi karena beberapa hal berikut: terjadi
karena beberapa hal berikut:
·
Terlalu banyak uang yang beredar di
masyarakat karena terlalu banyak uang yang dialirkan oleh bank sentral.
·
Meningkatnya anggaran belanja negara dan
exspansi bisnis dapat meningkatkan permintaan barang secara keseluruhan,
akhirnya memicu inflasi.
·
Konsumen lebih memilih membeli barang
dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan untuk menabung.
·
Besarnya pajak diturunkan.
2) Inflasi
karena naiknya biaya produksi (Cost pull inflation)
Inflasi dapat terjadi
karena kenaikan biaya produksi peruasahan dengan harga pokok produksi naik dan
menyebabkan hasil produksi dan perusahaan berkurang sehingga harga barang naik.
c.
Penggolongan inflasi berdasarkan asal inflasi.
Penggolongan
inflasi berdasarkan asal inflasi dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:
1) Inflasi
berasal dari Luar Negeri (Imported Inflation)
Inflasi yang disebabkan
pengaruh-pengaruh dari luar negeri, misalnya: karena kenaikan harga gandum ynag
di import naik, maka harga tepung terigu dan harga roti di dalam negeri ikut
naik.
2) Inflasi
berasal dari dalam Negeri (Domestic Inflation)
Inflasi yang disebabkan
pengaruh-pengaruh yang berasal dari dalam negeri, misalnya: karena defisit
anggaran belanja yang dibiayai dengan melakukan percetakan baru.
4. Cara Menghitung Laju Inflasi
Untuk menghitung kaju inflasi dapat dilakukan dengan
berbagai cara antara lain yaitu:
a. GNP Deflator
GNP Deflator adalah suatu indeks harga yang digunakan untuk
menyesuaikan nilai uang dalam GNP guna mendapatkan nilai riil GNP. Nilai riil
GNP menggambarkan output dari barang dan jasa secara fisik. Bisa jadi produksi
barang dan jasa lebih banyak bukan karena GNP meningkat, tetapi disebabkan
karena inflasi tanpa adanya peningkatan output.
GNP digunakan untuk menghilangkan pengaruh perubahan harga dan mencatat
perubahan yang sebenarnya. GNP Deflator dapat dihitung dengan rumus:
GNP
deflator = Σ(Pt . Qt) x 100%
Σ(Po . Qt)
Sedangkan untuk menghitung inflasi dengan menggunakan GNP
deflator adalah sebagai berikut:
LIt = GNP Deflator t
- GNP Deflator t – 1
x 100%
GNP
Deflator t – 1
b. Indeks Harga konsumen (IHK)
Indeks harga konsumen (IHK) berfungsi untuk mengukur biaya
pembelian kelompok barang dan jasa yang dianggap mewakili belanja konsumen.
Indeks harga konsumen (IHK) dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
IHK
= Σ(Pt . Qo) x 100%
Σ(Po
. Qo)
Keterangan:
Qo = jumlah barang pada tahun dasar
Po = harga barang pada tahun dasar
Pt =
harga barang pada tahun t
Adapun untuk menghitung inflasi dengan menggunakan indeks
harga konsumen adalah:
LIt = IHKt – IHKt-1 x 100%
IHKt-1
c. Indeks Harga Produsen (IHP)
Indeks
harga produsen (IHP) mengukur harga barang yang dibeli oleh produsen yang
meliputi bahan mentah dan barang setengah jadi.
Indeks harga produsen (IHP) dapat dihitung dengan rumus:
IHP = Σ(Pt . Qo) x 100%
Σ(Po
. Qo)
Adapun untuk menghitung inflasi dengan menggunakan indeks
harga produsen adalah:
LIt = IHPt – IHPt-1 x 100%
IHPt-1
5. Dampak Inflasi
Inflasi mempunyai dampak positif maupun negatif. Inflasi ringan berdampak positif, yaitu:
a.
Mendorong perkembangan ekonomi.
b.
Memperbesar laba.
c.
Mendorong pengusaha memperluas produksi.
d.
Meningkatkan pendapatan nasional.
e.
Memperluas kesempatan kerja.
Sedangkan
dampak negatifya yaitu:
a.
Bagi
pelaku ekonomi
Inflasi menyebabkan:
1)
Pengusaha
enggan melakukan investasi dan perluasan usaha, karena pada saat inflasi
tingkat bunga akan tinggi dengan kondisi harga yang semakin meningkat pengusaha
cenderung menginvestasikan pada usaha yang bersifat spekulatif.
2)
Semakin
meningkatnya investasi
3)
Harga
barang lebih murah dan kegiatan eksport akan terhambat
4)
Neraca
perdagangan defisit
5)
Mengurangi
defisa negara
6)
Ketidak
pastian ekonomi negara.
b.
Bagi
masyarakat
Inflasi akan merugikan bagi masyarakat yaitu :
1)
Orang
yang berpenghasilan tetap akan dirugikan karena gaji yang diterima akan
mendapatkan barang/jasa lebih sedikit.
2)
Orang
bekerja di perusahaan gaji yang diterima mengikuti timgkat inflasi.
3)
Harga-harga
umum akan meningkat
4)
Permintaan
luar negeri akan berkurang dan prpoduksi dalm negeri menurun.
5)
Pengurangan
kesempatan kerja.
6)
Pengangguran.
7)
Masyarakat
enggan menabung karena nilai uang semakin menurun.
8)
Kelangkaan
barang yang akan memperparah inflasi.
6. Cara Mengatasi Inflasi
Pemerintah untuk mengendalikan dan mengatasi inflasi yang semakin
meningkat, menggunakan beberapa kebijakan yaitu :
a. Kebijakan Moneter
Adalah Kebijakan pemerintah dibidang keuangan yang dilakukan oleh Bank
Sentral/dewan moneter dengan tujuan untuk mengukur jumlah uang yang beredar di
masyarakat. Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan mengambil kebijakan
diantaranya melalui:
1) Kebijakan Diskonto(discount Policy)
Adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dengan cara menaikan
suku bunga.
Contoh: Bank indonesia memerintah bank umum agar mengurangi/
mempersempit pemberian kredit kepada masyarakat dengan cara menaikan bunga
pengaman sehingga uang yang beredar akan menurun.
2) Operasi Pasar Terbuka (open Market Operation)
Adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah dengan cara menjual/membeli
surat berharga.
Contoh: Bank indonesia akan menjual surat-surat berharga seperti
obligasi kepasar modal, sehingga uang masyarakat akan masuk ke Bank sentral dan
mengurangi uang yang beredar.
3) Menaikan kas rasio
Menaikan kas rasio dilakukan oleh bank indonesia dengan cara mengubah
besarnya kas rasio dengan menentukan angka banding minimum antara uang tunai
dengan kewajiban giral bank.
4) Kebijakan pengaturan
kredit atau pembiyaan
Kebijakan kredit yang dilakukan dengan cara kredit selektif, yaitu
pemberian kredit yang dilakukan oleh Bank Sentral dengan memilih penerima
kredit secara selektif. ini dilakukan bertujuan untuk mengurangi JUB sehingga inflasi dapat ditekan.
Contoh : Bank Sentral berusaha mempengaruhi bank-bank umum dalam hal
aturan pemberian kredit kepada nasabah.
b. Kebijakan Fiskal
Ada tiga kebijakan fiskal untuk mengatasi inflasi yaitu:
1) Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah
Penerima dapat menekan angka inflasi dengan cara mengurangi pengeluaran
belanja negara yang menyebabkan permintaan barang dan jasa berkurang.
2) Menaikan tarif pajak
Peningkatan tarif pajak akan mengurangi kegiatan komsumsi, sehingga
uang yang di belanjakan masyarakat akan berkurang.
3) Mengadakan pinjaman pemerintah
Pemerintah meminjam secara paksa atau dilakukan tanpa kompromi terlebih
dahulu sehingga menambah pendapatan / berupa pinjaman bagi negara.
Contoh : pada masa orde lama pemerintah pernah menerapkan kebijakan
memotong 10% dari gaji pegawai negeri untuk ditabung/ dipinjam oleh pemerintah.
c. Kebijakan Non Moneter atau
Kebijakan Riil
Kebijakan diluar kebijakan fiskal dan moneter
untuk mengatasi masalah inflasi
dapat ditempuh dengan cara:
1) Peningkatan produksi
Jika barang yang di produksi bertambah maka inflasi akan tertahan
bahkan perekonomian akan lebih meningkat.
2) Kebijakan upah
Inflasi dapat diatasi dengan mengurangi deposible
income masyarakat. Untuk menurunkan laju produksi pemerintah meningkatkan
produktifitas disertai dengan pengaturan upah yang sesuai.
3) Pengendalian harga dan distribusi produksi
Pengawasan harga pemrintah biasanya dilakukan berupa penetapan harga
minimum (floor Price) atau penetapan
harga maksimum (ceiling Price). Dampak dari pengendalian
harga adalah munculnya pasar gelap (black
market).
4) Pemerintah melakukan distribusi secara
langsung.
5) Hiperinflasi
ditanggulangi dengan cara melakukan sanering
(pemotongan nilai mata uang).
6) Kebijakan yang berkaitan dengan output, misalnya dengan kebijakan
penurunan bea masuk.
7) Kebijakan penentuan harga dengan
cara menetapkan plafon harga.
SOAL
LATIHAN
A. Pilihan
Ganda
1. Indeks harga adalah ...
a. untuk mengukur tingkat
perubahan harga kelompok barang dan jasa yang sering dipakai dalam sebuah rumah
tangga dalam jangka waktu tertentu.
b. Kenaikan harga secara terus-menerus.
c. Suatu proses penurunan tingkat harga
barang-barang secara umum.
d. Jumlah uang yang beredar bertambah.
e. Menurunnya daya beli masyarakat.
2. Harga beras di Solo pada bulan januari Rp
6000,00 sedangkan pada bulan Februari Rp 6500,00. Indeks harganya adalah...
a.
108,33% d. 103,03%
b.
260,45% e. 108,33%
c.
100%
3.
Berikut
adalah data harga rata-rata setelah diolah sementara untuk memperoleh indeks
harga tertimbang dari 3 jenis barang.
Nama barang
|
2004
(PoQo)
|
2005
(PnQo)
|
Gula
|
345.000
|
435.000
|
Beras
|
456.500
|
654.500
|
Ikan Asin
|
567.300
|
678.000
|
Indeks
harga tertimbang tahun 2005 atas dasar tahun 2004 adalah...
a.
118,70% d. 129,12%
b.
120,60% e. 129,10%
c.
124,64%
4. Pengertian inflasi adalah...
a.
Suatu
proses Kenaikan tingkat harga barang-barang secara umum.
b.
Suatu
proses penurunan tingkat harga barang-barang secara umum.
c.
Jumlah
uang yang beredar bertambah
d.
Menurunnya
daya beli masyarakat
e.
Ketidakseimbangan
dalam perekonomian
5. Perhatikan pernyataan berikut:
1. Permintaan masyarakat meningkat
2. Penawaran yang lebih besar melebihi jumlah
barang.
3. Adanya penambahan jumlah uang yang beredar
4. Permintaan yang lebih besar melebihi jumlah
barang yang tersedia
Dari pernyataan diatas yang merupakan penyebab inflasi adalah...
a.
1 dan 2
b.
1 dan 4
c.
1, 2, dan
4
d.
1, 3, dan
4
e.
1, 2, 3, dan
4
B.
ESSAY
1. Sebutkan 3 dampak negatif terjadinya inflasi!
2. Apa dampak positif terjadinya imflasi?
3. Sebutkan dan jelaskan penggolongan inflasi
berdasarkan tingkat keparahanya!
4. Harga minyak goreng perliter pada minggu
pertama Rp 11.500,00, sedangkan pada minggu kedua, harga menjadi Rp 12600,00.
Berapa indeks harganya?
5. Tuliskan rumus dari :
a.
Perubahan
laju inflasi
b.
Indeks
harga
KUNCI JAWABAN
A.
Pilihan
ganda:
1.
A
2.
A
3.
D
4.
A
5.
D
B.
Essay:
1.
Dampak
negatif terjadinya inflasi :
a. Neraca perdagangan defisit
b. Mengurangi defisa negara
c. Ketidak pastian ekonomi negara, dll.
2.
Dampak
positif terjadinya inflasi:
a.
Mendorong perkembangan ekonomi
b.
Memperbesar laba
c.
Mendorong pengusaha memperluas produksi
d.
Meningkatkan pendapatan nasional
e.
Memperluas kesempatan kerja
3.
Berdasarkan
tingkat keparahannya:
a. Inflasi Ringan
Adalah inflasi dengan tingkat inflasi di bawah dari 10 %
per tahun.
b.
Inflasi
Sedang
Adalah inflasi dengan laju
10% sampai dengan 30% per tahun.
c.
Inflasi
Berat
Inflasi dengan laju 30% sampai dengan 100% per
tahun.
d.
Inflasi sangat berat (Hipper Inflation)
Inflasi dengan laju lebih
dari 100 % per tahun.
4. Penyelesaian:
IHK = Harga sekarang x 100 %
Harga tahun depan
= 12600 x 100%
11500
= 109,56%
5. a.
IHK = Harga sekarang x 100 %
Harga tahun depan
b. In
= Σ(Pn . Qo)
x 100%
Σ(Po . Qo)
DAFTAR PUSTAKA
Kreatif
(Lembar Kerja Siswa). 2013. Ekonomi
SMA/MA Kelas X Semester Genap. Klaten: Viva Pakarindo.
Pradana, Tommi. Inflasi Indeks Harga (online), https://tommipradana.files.wordpress.com/2013/05/inflasi-indeks-harga.doc,
diakses pada 6 April 2018.
Priambudi, Faris
Sukmo. Modul Indeks Harga dan Inflasi
(online), https://farissukmopriambudiblog.files.wordpress.com/2016/07/modul-inflasi-fsp.pdf,
diakses pada 5 April 2018.
S,
Alam. 2007. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas
X. Jakarta: Esis.
Sukwiyati, Sudirman J, Slamet S. 2007. Ekonomi SMA Kelas X. Bandung:
Yudhistira.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dan kekurangan. Masih harus belajar, hehe :)
semoga bermanfaat