Minggu, 18 Maret 2018

LAPORAN MAGANG 1 FKIP UNS




LAPORAN MAGANG KEPENDIDIKAN 1
DI MAN 1 SRAGEN





Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan
Dosen Pengampu: Sudarno, S.Pd, M.Pd

  Disusun oleh :
Nama        : Noviana Dwi Saputri
Nim           : K7616049


                                      PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
MEI 2017



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah  melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Magang Kependidikan 1 ini guna memenuhi tugas mata kuliah Profesi Kependidikan.
          Penulisan  Laporan Magang Kependidikan 1 ini dapat terlaksana dengan baik karena adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.      Bapak Sudarno, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Profesi Kependidikan.
2.      Ibu Titin Sumarni, S.Pd selaku guru model ekonomi  MAN 1 Sragen yang telah bersedia menjadi guru model dalam magang kependidikan 1 ini.
3.      Semua tenaga kependidikan dan staff tata usaha MAN 1 Sragen yang terlibat dalam proses pelaksanaan magang 1 ini.
        Penulis menyadari dalam pembuatan Laporan Magang 1 ini masih terdapat kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima adanya saran dan kritik yang membangun.

Surakarta, 27 Mei 2016


Penulis
.




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Guru merupakan sebuah profesi yang membutuhkan profesionalitas dalam pekerjaannya. Guru harus mampu menguasai berbagai aspek kependidikan dan juga harus ahli dalam memberikan materi kepada siswa. Guru juga harus memiliki sikap yang mampu diteladani oleh setiap peserta didiknya. Calon guru pun diharapkan mampu menjadi pendidik yang berkompeten agar generasi yang akan datang juga semakin baik. Calon guru bisa mulai belajar menjadi seorang guru yang baik dengan cara mengamati atau observasi terlebih dahulu. Hal ini dalam proses pendidikan guru disebut magang.
Berdasarkan Standard Operating Procedure (SOP) Magang Kependidikan Terpadu, magang kependidikan 1 merupakan kegiatan akademik semester 2 mahasiswa S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) yang pelaksanaannya terintegrasi dengan mata kuliah Profesi Kependidikan berupa kegiatan observasi/wawancara ke sekolah dan guru model untuk memahami kultur sekolah dan empat kompetensi guru, meliputi: kompetensi kepribadian, sosial dan pedagogik dalam rangka menumbuhkan minat menjadi guru dan sekaligus pembentukan pengetahuan, keterampilanan sikap sebagai calon guru.
            Magang kependidikan merupakan kegiatan akademik yang tercantum dalam kurikulum semua program studi jenjang S1 yang ada di lingkungan FKIP UNS berupa kegiatan belajar sambil melakukan (learning by doing) dalam rangka pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Magang Kependidikan merupakan kegiatan yang memberikan pengalaman awal (earlier exposure) untuk membangun jatidiri calon pendidik, memantapkan kompetensi akademik kependidikan dan bidang studi, memantapkan kemampuan awal mahasiswa calon guru, mengembangkan perangkat pembelajaran dan kecakapan pedagogis dalam membangun bidang keahlian calon pendidik. Magang kependidikan merupakan kegiatan akademis dan praktis yang lebih memfokuskan pada bidang manajerial dan pembelajaran di sekolah. Magang Kependidikan juga bermanfaat untuk mahasiswa karena dengan ini mahasiswa dapat mengamati bagaimana proses pembelajaran yang baik dan juga bisa menilai kinerja dan profesionalisme guru.

B.     Tujuan dan Manfaat
1.      Tujuan
a)      Menjelaskan Aspek Kompetensi Kepribadian yang dimiliki guru ekonomi di MAN 1 Sragen.
b)      Menjelaskan Aspek Kompetensi Sosial yang dimiliki guru ekonomi di MAN 1 Sragen.
c)      Menjelaskan Aspek Kompetensi Pedagogik yang dimiliki guru ekonomi di MAN 1 Sragen.
d)     Mendeskripsikan Kultur Sekolah di MAN 1 Sragen.
e)       Mendeskripsikan Faktor Pendukung dan Penghambat di MAN 1 Sragen.
f)       Mendeskripsikan Hasil yang diperoleh dari observasi di MAN 1 Sragen.
2.      Manfaat
a)      Memberikan pengetahuan tentang Aspek Kompetensi Kepribadian yang dimiliki guru ekonomi di MAN 1 Sragen.
b)      Memberikan pengetahuan tentang Aspek Kompetensi Sosial yang dimiliki guru ekonomi di MAN 1 Sragen.
c)      Memberikan pengetahuan tentang Aspek Pedagogik yang dimiliki guru ekonomi di MAN 1 Sragen.
d)     Memberikan pengetahuan tentang Kultur Sekolah di MAN 1 Sragen.
e)      Memberikan pengetahuan tentang Faktor Pendukung dan meminimalisir Faktor Penghambat
f)       Memberikan Pengetahuan tentang Hasil yang diperoleh


C.    Tempat dan Waktu
Tempat                        : MAN 1 Sragen
Waktu Pelaksanaan     :
No.
Hari/ Tanggal
Kegiatan
1.       
Sabtu, 13 Mei 2017
Survei dan lobi guru model
2.
Selasa, 16 Mei 2017
Memasukkan surat izin kepada pihak sekolah
3.
Kamis, 18 Mei 2017
Melakukan observasi dan wawancara

    



  
BAB II
PELAKSANAAN

A.    Hasil Setiap Aspek
Berdasarkan observasi/pengamatan yang telah dilakukan di MAN 1 Sragen, diperoleh tiga aspek dan kultur sekolah, yaitu:
1.      Aspek Kompetensi Kepribadian
Aspek kompetensi kepribadian ini memiliki beberapa indikator, yaitu: berperilaku yang dapat diteladani peserta didik; menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, wibawa; menunjukkan tanggung jawab dan etos kerja yang tinggi; bangga dan percaya diri sebagai seorang pendidik; berperilaku  jujur, tegas, adil dan manusiawi; serta menerapkan kode etik profesi guru. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, guru model mata pelajaran di MAN 1 Sragen menurut saya sudah memiliki indikator-indikator tersebut, sehingga guru tersebut sudah memiliki aspek kompetensi kepribadian. Kompetensi kepribadian memiliki beberapa sub indikator, yaitu:
a)      Jujur
Kejujuran peserta didik dapat dilihat dari perkataan yang diucapkan oleh peserta didik tersebut apakah sesuai dengan tindakannya atau tidak. Apabila tindakan yang dilakukan peserta didik sesuai dengan perkataan yang diucapkannya, maka bisa dikatakan peserta didik tersebut mempunyai kejujuran yang baik. Misalnya, salah satu siswa ada yang terlambat masuk kelas dengan alasan sepeda yang dikendarainya mengalami masalah di jalan. Guru bisa mengamati siswa tersebut apakah benar bahwa siswa tersebut mengendarai sepeda atau tidak setiap harinya. Apabila memang benar setiap hari siswa tersebut mengendarai sepeda, kemungkinan siswa tersebut mempunyai sifat jujur, namun apabila siswa tersebut tidak mengendarai sepeda setiap harinya, bisa dikatakan siswa tersebut memiliki sifat yang tidak jujur. Guru bisa mengamati tindakan-tindakan siswa tersebut setiap harinya. Tingkat kejujuran peserta didik memang berbeda-beda, tergantung peserta didiknya. Hal ini bisa diamati ketika guru tersebut mengadakan ulangan, guru tersebut bisa mengamati gerak-gerik peserta didiknya. Apabila ada yang menengok kanan-kiri atau berbisik-bisik, maka peserta didik tersebut perlu diingatkan. Hal ini dilakukan guru untuk melatih kejujuran peserta didik.
b)      Menarik
Cara guru model menarik perhatian peserta didik agar tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran yaitu apabila telah selesai memberikan materi, guru langsung memberikan latian soal. Latian soal ini berguna untuk melatih kemampuan peserta didik apakah sudah memahami materi yang disampaikan atau belum, selain itu agar peserta didik tidak bosan dengan materi yang telah disampaikan guru. Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru yaitu dengan diskusi, namun guru harus melihat konteksnya dulu. Apabila materi yang dibahas layak untuk didiskusikan, maka guru akan membentuk kelompok untuk berdiskusi. Model lain yang diterapkan adalah dengan ceramah. Ceramah disini digunakan untuk materi-materi yang memang sulit, sehingga harus guru yang menjelaskannya.
c)      Empati
Cara yang dilakukan guru model untuk menunjukkan sikap empati pada peserta didik yaitu dengan menceritakan masalah-masalah kemiskinan di daerah-daerah tertentu. Hal ini akan memancing siswa untuk memiliki rasa empati dan belas kasihan kepada orang lain, sedangkan cara yang dilakukan guru untuk menanamkan sikap empati pada peserta didik yaitu dengan mengajak peserta didik berbagi barang-barang bekas yang layak pakai kepada orang-orang yang membutuhkan. Hal-hal semacam ini akan dikenang dan dirasakan oleh peserta didik. Peserta didik pun akan merasa bersyukur dalam hidupnya.
d)     Kolaboratif
Berdasarkan hasil pengamatan, peserta didik di MAN 1 Sragen mampu bekerja secara berkelompok. Peserta didik akan berdiskusi apabila terdapat masalah dalam pembelajaran yang belum bisa diselesaikan. Cara guru model menanamkan sikap kolaboratif pada peserta didik yaitu dengan membuat kelompok diskusi untuk mengerjakan tugas kelompok. Peserta didik akan bertukar pendapat dan hal ini akan melatih peserta didik untuk bersikap kolaboratif.
e)      Suka menolong
Cara guru model menanamkan sikap suka menolong pada peserta didik yaitu dengan menginstruksikan kepada siswa apabila ada yang belum paham tentang materi pembelajaran ekonomi bisa bertanya kepada temannya yang dirasa lebih paham. Cara ini akan melatih siswa untuk memberikan bantuan atau pertolongan kepada siswa lain yang belum paham. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, peserta didik mampu menerapkan sikap suka menolong dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam hal belajar dan mengerjakan PR.
2.      Aspek Kompetensi Sosial
Aspek kompetensi sosial ini memiliki beberapa indikator, yaitu: sikap dan berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku; menjalin hubungan baik dengan teman sejawat, peserta didik dan orang tua; beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja; tidak bersikap diskriminatif terhadap waga sekolah; komunikasi ilmiah secara santun, empatik, dan efektif; bersikap inklusif dan objektif terhadap warga sekolah. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, guru model pada MAN 1 Sragen sudah memiliki indikator-indikator aspek tersebut, sehingga guru tersebut sudah berkompeten dalam bidangnya. Aspek kompetensi sosial ini memiliki beberapa sub indikator, yaitu:
a)      Menjadi Panutan
Peserta didik bisa menjadi panutan dalam kehidupan sehari-hari karena mereka dianggap sebagai anak yang berpendidikan, terlebih karena berasal dari Madrasah Aliyah Negeri sehingga peserta didik dipandang berkompeten dalam hal beragama. Hal ini yang menjadikan panutan dalam kehidupan sehari-hari. Cara guru model menanamkan sifat kepemimpinan bagi peserta didik yaitu peserta didik harus bisa menjadi contoh bagi siswa lain, baik dalam hal belajar, bertindak atau bersikap. Cara yang dilakukannya yaitu menginstruksikan siswa maju ke depan misalnya untuk mengerjakan soal di depan kelas.
b)      Komunikatif
Berdasarkan pengamatan, peserta didik komunikatif selama pembelajaran berlangsung. Siswa ada yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada guru tentang materi yang belum jelas. Peserta didik juga mampu bersosialisasi dengan baik, mereka bekerja sama satu sama lain untuk mengurus kelas dan dalam hal pembelajaran saling-tolong menolong apabila ada siswa yang belum jelas tentang materi yang disampaikan guru.
c)      Kooperatif
Berdasarkan pengamatan, peserta didik kooperatif dalam hal pembelajaran. Peserta didik saling berinteraksi satu sama lain. Proses pembelajaran berjalan dengan lancar karena peserta didik  tidak membeda-bedakan antar siswa lain.  Guru model juga tidak membedakan antara siswa satu dengan siswa lain. Tingkat kooperatif peserta didik bisa dipandang pada saat proses belajar mengajar berlangsung, dan tingkat kooperatifnya bisa dikatakan baik. Siswa saling menghargai dan menghormati satu sama lain.
3.      Aspek Pedagogik
Aspek pedagogik ini memiliki beberapa indikator, yaitu: permasalahan peserta didik yang ditemui guru; upaya guru dalam menangani peserta didik bermasalah; mengetahui bidang studi yang sesuai dengan tingkat kebutuhan pedagogiknya; komitmen guru dalam mengembangkan sekolah; memanfaatkan ICT dalam pembelajaran; memahami landasan kependidikan; memahami perkembangan peserta didik. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, guru model MAN 1 Sragen sudah memiliki indikator-indikator tersebut, sehingga guru model tersebut sudah berkompeten sesuai bidangnya. Aspek kompetensi pedagogik ini memiliki beberapa sub indikator, yaitu:
a)      Aspek Potensi Peserta Didik
Potensi yang ingin dikembangkan oleh sekolah dari setiap pesert didik dalam bidang ekonomi adalah menjadi anak yang kreatif, artinya guru tidak menuntut siswa untuk menjadi pengusaha, melainkan siswa juga diarahkan untuk berwirausaha. Cara pihak sekolah (dalam hal ini ialah guru) mengetahui potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didiknya adalah dengan mengamati beberapa siswa ada yang memiliki jiwa berwirausaha, misalnya ada siswa yang membawa dagangan berupa nasi bungkus atau gorengan untuk dijual kepada teman-temannya. Pengembangan potensi peserta didik yang dilakukan pihak sekolah sudah lumayan baik. Sekolah tidak melarang anak didiknya untuk berjualan, tetapi berjualan harus pada waktu istirahat.
b)      Mandiri dan Etos Kerja
Kemandirian peserta didik selama mengikuti pembelajaran tergantung pada siswanya, ada siswa yang mandiri dan ada pula siswa yang kurang mandiri. Hal ini bisa diamati dalam proses pembelajaran bahwa siswa yang terlihat rajin akan lebih mandiri dalam hal belajar, misalnya sebelum guru menjelaskan materi siswa tersebut sudah mempelajari materiyang akan diajarkan terlebih dahulu. Berbeda dengan siswa yang kurang rajin, siswa tersebut cenderung tidak belajar atau bahkan sama sekali tidak membaca materi. Semangat belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran terlihat dari siswa yang aktif dan siswa yang pasif. Siswa yang pandai dan tkurang pandai pun juga berbeda semangat belajarnya. Peserta didik ada yang bisa menyelesaikan tugasnya sendiri, namun ada juga yang membutuhkan bantuan orang lain atau siswa lain untuk membantunya mengerjakan tugasnya.
c)      Berpengaruh Positif dan disegani
Dampak positif dari pembelajaran yang didapat peserta didik ialah peserta akan memahami hal-hal positif di lingkungannya. Peserta didik juga bisa mengajarkan ilmunya kepada temannya atau orang lain yang mungkin belum paham. Hal ini berarti proses pembelajaran yang diperoleh peserta didik menghasilkan dampak yang postif bagi dirinya dan orang-orang disekitarnya. Peserta didik bisa menerapkan apa yang diperolehnya dari pembelajaran misalnya pada saat jual beli peserta didik sudah mampu menghitung secara cepat dan tepat. 
4.      Kultur Sekolah
Kultur sekolah memiliki beberapa indikator, yaitu: kedisiplinan warga sekolah; hubungan sosial antar warga sekolah; hubungan antar sekolah dengan komite sekolah; hubungan antar warga sekolah dan orang tua; sikap peserta didik terhadap warga sekolah; dan kegiatan rutin warga sekolah. Berdasarkan pengamatan, guru model sudah memiliki indikator tersebut, karena kultur atau budaya tersebut memang harus dilaksanakan oleh setiap guru. Kultur sekolah ini memiliki beberapa sub bab, yaitu:
a)      Taat Azas dan Disiplin Terhadap Aturan Sekolah yang Menaungi dan Menerapkan dalam Kehidupan Sehari-hari
Berdasarkan pengamatan, peserta didik sudah menerapkan aturan dengan dengan baik misalnya berpakaian rapi dan sopan, tetapi ada beberapa siswa yang terkadang melanggar. Peserta didik banyak yang disiplin terhadap peraturan yang berlaku, akan tetapi masih ada beberapa yang melanggar. Berdasarkan pengamatan, terdapat siswa yang memakai sepatu berwarna putih pada saat pembelajaran, padahal seharusnya sesuai aturan yang berlaku diharuskan memakai sepatu berwarna hitam. Sanksi yang diberlakukan bila peserta didik tidak menaati aturan dan tidak disiplin ialah diberi teguran terlebih dahulu oleh guru. Namun, apabila sudah sering melanggar maka dari pihak sekolah akan diberi surat peringatan untuk orang tuanya.
b)      Norma Religius dan diteladani
Para siswa di MAN 1 Sragen melaksanakan ajaran agama yang dianutnya dengan baik, karena dari pihak sekolah juga menerapkan prinsip-prinsip beragama. Terlihat dari jenis sekolahnya bahwa Madrasah Aliya Negeri dikenal dengan ajaran agamanya yang baik. Penerapan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari juga dilakukan siswa. Salah satu siswa yang telah diwawancarai mengatakan bahwa dalam kehidupan sehari-harinya siswa tersebut selalu menerapkan aturan agamanya.  
c)      Norma Hukum & Sosial, Rasa Bangga, Konsisten dengan Norma
Tata Tertib di MAN 1 Sragen antara lain:
a.       Setiap siswa wajib menaati semua peraturan dan Tata Tertib sekolah yang berlaku.
b.      Setiap siswa wajib menerapkan tata krama di manapun ia berada.
c.       Setiap siswa wajib menghormati guru, karyawan dan menghargai sesama teman sekolah.
d.      Setiap siswa wajib memiliki rasa kerukunan sehingga tercipta rasa kekeluargaan yang harmonis dan mantap.
e.       Setiap siswa wajib menjaga nama baik sekolah.
f.       Setiap siswa wajib mengikuti upacara bendera di sekolah.
g.      Setiap siswa wajib menjaga agar pelaksanaan upacara bendera di sekolah berlangsung tertib, khidmat dan lancar.
h.      Siswa dilarang merokok
i.        Siswa dilarang keras membawa, membaca atau melihat buku bacaan porno, video kaset, film dan gambar porno.
j.        Siswa dilarang keras berjudi, minum minuman keras, mengonsumsi narkoba dan melakukan hal-hal yang melanggar norma susila dan norma agama.
k.      Siswa dilarang keras membawa senjata tajam/api ke sekolah.
l.        Siswa dilarang melakukan perkelahian atau pertengkaran dengan siapapun, baik didalam maupun di luar sekolah.
m.    Siswa putra dilarang mengenakan (cincin, tindik, tatto, gelang, kalung, anting dan sejenisnya).
n.      Siswa putra wajib berpotongan rambut dengan panjang maksimum 0,5 cm.
o.      Setiap siswa/siswi dilarang mengenakan perhiasan dan bersolek berlebihan.
p.      Setiap siswa dilarang membawa Hand Phone (HP), jika membawa HP wajib dititipkan sebelum pelajaran pertama & diambil sesudah pulang sekolah di Ruang BK.
q.       Siswa dilarang menikah selama masih aktif menjadi siswa.
Pelaksanaan tata tertib di MAN 1 Sragen berjalan cukup baik.Siswa patuh pada aturan tata tertib yang berlaku tersebut. Namun, tetap saja ada beberapa siswa yang melanggar dan tidak mematuhi tata tertib. Sanksi bagi siswa yang melanggar akan diproses oleh guru BK, bahkan apabila siswa yang melanggar sudah terlalu sering akan diberi surat peringatan untuk orang tua atau wali siswa. Orang tua akan dipanggil ke sekolah dan diberi arahan.
d)     Hubungan Antar Warga Sekolah
Berdasarkan pengamatan, warga sekolah memiliki hubungan sosial yang baik. Terlihat dari sikap sesama warga sekolah yang saling menghormati dan menghargai, serta saling sapa disaat bertemu. Warga sekolah juga memiliki sikap yang positif terhadap komite sekolah dan orang tua murid dan lingkungan sekitarnya. Warga sekolah selalu bertegur sapa dan ramah kepada siapa pun. Kegiatan rutin yang dilakukan warga sekolah adalah membaca al quran setiap pagi hari minimal 10 menit. Guru pada jam pelajaran pertama membimbing siswa di kelasnya untuk mengaji. Bukan hanya guru dan siswa saja, melainkan semua warga sekolah.


B.     Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor pendukung:
1.      Pihak Tata Usaha Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret melayani dengan baik dan cepat dalam hal mengurus surat perizinan magang.
2.      Pihak MAN 1 Sragen sangat ramah dan terbuka sehingga memudahkan dalam melakukan observasi.
3.      Guru model juga sangat baik dan ramah serta terbuka ketika diwawancarai.
Faktor penghambat
1.      Lokasi MAN 1 Sragen yang lumayan jauh dari area kampus sehingga membutuhkan waktu perjalanan yang lumayan lama.
2.      Waktu pelaksanaan observasi bertabrakan dengan jadwal kuliah, sehingga harus bisa membagi waktu dengan baik agar tetap bisa mengikuti perkuliahan mata kuliah lain.

C.    Hasil yang Diperoleh
Bagi Mahasiswa
1.      Memperoleh banyak informasi dan pengetahuan tentang bagaimana menjadi seorang guru yang profesional.
2.      Memahami tentang lingkungan kerja menjadi seorang guru yang akan dijalani dikemudian hari.
3.      Memahami bahwa menjadi guru tidaklah mudah dan harus mempunyai kemampuan khusus dan pengetahuan yang luas.
4.      Memahami arti pentingnya pendidikan untuk generasi yang akan datang.
5.      Memahami bahwa menumbuhkan karakter siswa tidaklah mudah dan membutuhkan kerja keras dan metode tertentu.






BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Seorang guru bisa dikatakan berkompeten dalam bidangnya apabila memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta hasil kerjanya yang baik. Berdasarkan hasil observasi yang telah saya lakukan di MAN 1 Sragen, guru yang saya wawancara merupakan guru yang sudah berkompeten dalam bidangnya, yaitu dalam bidang ekonomi. Sikap dan perilaku beliau patut diteladani oleh murid bahkan rekan kerjanya. Pengetahuan dan keterampilannya  juga baik.
Oleh karena itu, saya sebagai calon guru dapat mengambil informasi dari kegiatan Magang 1 ini, bahwa masih banyak ilmu, sikap, dan perilaku yang perlu dipelajari lagi untuk dapat menjadi seorang guru yang profesial, sehingga bisa menjadi teladan yang baik bagi peserta didik. Seorang guru dalam menumbuhkan karakter untuk siswanya pun tidaklah mudah, dibutuhkan kerja keras dan metode tertentu.

B.     Saran
Sebaiknya semua guru harus bisa mengamati dan memperhatikan setiap peserta didiknya, baik dari segi penampilan maupun kemampuannya dalam menerima dan memahami materi yang disampaikan, karena tidak semua peserta didik mampu dengan cepat memahami materi yang disampaikan oleh guru.  Guru juga harus bisa menjadi contoh yang baik untuk para peserta didiknya. Hal ini berarti guru harus memiliki sikap atau perilaku yang baik dan sopan agar bisa menjadi contoh yang baik bagi peserta didiknya. Kita sebagai calon guru mulai sekarang harus bisa belajar menjadi guru yang baik dan berkompeten untuk masa depan karena menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang mudah.

2 komentar:

  1. wkwk.. makasih pak uda berkunjung :)

    BalasHapus
  2. Bapak bisa bantu zc bikin laporan magang 1 fkip di smk ypk pengharapan kh

    BalasHapus

Mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dan kekurangan. Masih harus belajar, hehe :)
semoga bermanfaat